Sudah dimana saja sih ?

Satu pertanyaan yang juga sering saya terima kalau saya bertemu orang puskesmas yang tertarik sama Simpus. Wajar kalau mereka menanyakan dimana saja daerah atau puskesmas yang sudah memakai Simpus saya untuk mengolah data-data kunjungan puskesmas. Pembeli kan gak pingin beli (Simpus) Jojok dalam karung kan ? 🙂

Sudah lama sebenarnya saya ingin mengupload foto-foto perjalanan Simpus. Sayang jalur yang byar pet, biaya pulsa yang mahal (harus irit sodara-sodara…), akhirnya rencana itu tertunda terus. Minggu kemarin saya mulai memakai Telkomsel Flash Unlimited. Biaya sepertinya bukan lagi masalah, sayang kalau jatah internet foya-foya gak dipake. Plus mumpung sinyal lagi bagus, akhirnya rencana mengupload foto-foto itu mulai terlaksana Minggu malam tadi.

Jadi, silahkan menengok halaman Jejak Jojok Episode I, untuk melihat beberapa foto perjalanan Simpus. Masih sedikit sih, tapi paling gak bisa menjawab pertanyaan di atas.

Salah satu foto paling berkesan, menuju Pekalongan, menyelusuri jalur Dieng - Batang, melewati 'Puncak'nya Jawa Tengah.

2004, salah satu foto di perjalanan, menuju Pekalongan, menyelusuri jalur Dieng - Batang, melewati 'Puncak'nya Jawa Tengah.

Foto-foto akan di update sesuai dengan temuan foto yang sekarang masih tercecer di berbagai folder. Mudah-mudahan gak ilang atau terhapus.

Monggo…

Loket anda, gak sampai 1 menit juga kan ?

Antrian di Danurejan II, Kota Yogyakarta

Antrian di loket

Salah satu titik dimana bisa terjadi penumpukkan pasien untuk menunggu dilayani adalah di loket pendaftaran. Tempat lain, antrian bisa terjadi di saat menunggu pelayanan, menunggu disiapkan obat, atau menunggu untuk parkir kendaraan (hehe..banyak lho puskesmas gede yang rame tapi parkirnya agak sempit). Bottle neck yang terjadi di loket bisa lebih panjang, karena biasanya puskesmas memang menerapkan manajemen pendaftaran satu pintu. Jadi logikanya, bisa dipahami kalau menunggu di loket bisa bikin pasien gerah, karena waktu yang dibutuhkan untuk satu proses pendaftaran bisa beberapa menit.

Baca lebih lanjut

Menyiapkan Merger Sukoharjo.

Mas Yuda, Mas Jojok, Pak Benny membuka pertemuan

Mas Yuda, Mas Jojok, Pak Benny

Minggu lalu, saya kembali ke Sukoharjo, untuk bertemu semua pengelola Simpus dan staf Subdin Data dan Informasi Dinas Kesehatan yang baru. Pertemuan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan puskesmas-puskesmas di Sukoharjo sebelum dilakukan penggabungan data antar puskesmas yang mengalami merger. Memang proses merger ini bersamaan dengan mulai berlakunya SOTK yang baru, sehingga bisa dikatakan secara organisasi memang ada perombakan struktural, dan mau tidak mau berimbas pada perubahan pada Simpus yang harus dilakukan dengan cermat.

Baca lebih lanjut

Kabar pagi dari satu daerah…

Entah kebetulan atau memang pas momennya jadwal proyek berjalan, belakangan beberapa puskesmas pemakai Simpus Jojok, dalam waktu yang hampir bersamaan kontak ke saya untuk bercerita tentang pengembangan Simpus yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten yang bersangkutan. Beberapa diantara mereka bercerita tentang akan adanya proyek pengembangan Simpus bernilai ratusan juta yang bakal dilaksanakan dinas kesehatan (di daerahnya masing-masing tentu saja). Ada juga yang cerita ada programer baru kenalan staf dinas kesehatan yang melihat-lihat Simpus saya sambil menyampaikan akan adanya pengambangan baru dari Simpus. Memang banyak diantara para pengelola Simpus itu sudah menjadi teman akrab. Sata dan mereka sering kontak untuk sekedar ngobrol ataupun meminta penambahan beberapa fungsi keluaran Simpus.

Baca lebih lanjut

Menyusuri Lereng Gunung (yang tidak) Kembar…

Salah satu resiko pilihan hidup yang saya ambil mengharuskan saya harus sering berkeliling daerah dan puskesmas, dekat ataupun jauh, hujan atau panas, sendiri atau berdua. Resiko yang akhirnya saya nikmati juga sebagai salah satu kenikmatan hidup. Biasanya saya lebih senang naik motor untuk berkeliling puskesmas. Lebih luwes, lebih cepet, gak repot, lumayan irit, (dan juga karena memang belum punya mobil yang normal hehe…) meskipun agak pegel juga kalau menempuh perjalanan yang bisa berjarak ratusan kilometer dari rumah. Lebih enaknya lagi, saya bisa tahu beberapa jalur yang enak dilewati dan enak dijelajahi supaya tidak bosan kalau jalan jauh.

Nampang dulu di Ketep Pass.

Nampang dulu di Ketep Pass.

Baca lebih lanjut