GCOS 2009

Minggu ini, 26-27 Oktober 2009, saya mendapat kesempatan ikut satu konferensi di jakarta. Bukan tentang Simpus secara spesifik, tetapi tentang satu perkembangan software open source. GCOS, Global Conference on Open Source. Sebelumnya memang saya agak kurang tertarik ikut kegiatan ini. Pak Anis (saya sebut saja Anis ya, beliau teman saya dari SMA hehe… ) yang mengajak lewat email yang dia kirim. Ketika lihat siapa saja yang bakal omong, itulah yang bikin malas. Coba bayangin saja banyak orang luar disana. Terbayang kalau harus omong Bahasa Inggris, hal yang bisa bikin saya semaput sebelum mulai. Cuma karena Anis bilang boleh pake boso jowo walikan (hahaha… bahasa gaul di Jogja), plus dibilangin panitia bakal dapat 2 malam di Sangri La, saya pun oke untuk berangkat.

Melihat macet

Melihat Jakarta sore hari, makasih Tuhan saya gak hidup di kota ini...

Sistem open source sendiri saya masih sering menangkap pemahaman yang berbeda. Sebagian user saya secara langsung menohok dengan permintaan menggratiskan Simpus supaya bisa ikut aliran besar open source, sebagian lain masih bisa cukup paham kalau tidak segampang itu ambil software pasang tanpa bayar.

Baca lebih lanjut

Perjalanan sampai Mentok

Belum sempat manggil Mas Agus Pijet untuk ngilangin capek dari Banjarmasin, hanya istirahat di rumah 3 malam untuk selanjutnya berangkat kerja lagi, minggu ini saya harus segera berangkat ke Kabupaten Bangka Barat untuk melakukan pelatihan Simpus. Kabupaten Bangka Barat adalah salah satu wilayah yang berada di Pulau Bangka, Propinsi Bangka Belitung.

Perahu nelayan di Pelabuhan Muntok. Yang jelas antena tv itu bukan antena wifi untuk ikut-ikutan towerisasi puskesmas.

Perahu nelayan di Pelabuhan Muntok. Yang jelas antena tv itu bukan antena wifi untuk ikut-ikutan towerisasi puskesmas.

Ber-ibukota Mentok (atau Muntok, barusan di ‘protes’ teman-teman dinas kesehatan pas posting tulisan ini), merupakan salah satu kota yang terkenal dengan tambang timahnya. Pengembangan Simpus di Bangka Barat, mungkin agak berbeda dengan daerah lain. Karena kondisi dan keadaan puskesmas yang berbeda, maka pelatihan kali ini langsung mengimplementasikan dua modul yang berbeda. Modul Single User untuk 5 puskesmas, dan Modul Web Based untuk satu puskesmas yaitu Puskesmas Muntok. Selanjutnya diharapkan dalam akhir tahun ini, ke-enam puskesmas sudah bisa mencoba menjalankan Simpus, sehingga tahun 2010 semua bisa berjalan dengan lancar.

2010 ??? Indonesia sudah harus sehat bukan ???
Baca lebih lanjut

Menengok Puskesmas Kintap

Cover

Minggu ini, kembali saya diundang Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan untuk melaksanakan evaluasi pengembangan Simpus di sana. Acara berlangsung tanggal 13-14 Oktober 2009 di Bapelkes Banjarbaru. Jatah saya sendiri hari pertama sore hari, dengan materi presentasi singkat pengembangan modul-modul baru. Dan seperti pertemuan terdahulu, malam hari diisi dengan acara diskusi dan konsultasi santai tentang Simpus bagi peserta yang membutuhkan.

Hari kedua pertemuan, acara kali ini diisi dengan kunjungan lapangan ke salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten Tanah Laut yang sudah menjalankan Simpus dengan baik. Mungkin kegiatan seperti ini jauh lebih berwarna dibandingkan kegiatan-kegiatan terdahulu yang hanya di dalam gedung. Dalam kegiatan seperti inilah, diharapkan peserta yang merupakan pengelola Simpus bisa melihat langsung proses sederhana berjalannya Simpus di satu puskesmas. Susah memang untuk memulai Simpus, butuh lebih dari sekedar pembelian software, pengadaan komputer, pembangunan tower (satu hal yang saya sayangkan sudah banyak terjadi di dinas kesehatan kabupaten), tetapi membangun Simpus adalah membangun sistem dengan diawali dan dilandasi komitmen yang kuat.

Itu yang saya temukan di Puskesmas Kintap.

Baca lebih lanjut

Kalau anak bidan ikut pertemuan

Untuk memulai kegiatan implementasi Simpus KIA di salah satu kabupaten, maka acara pertama yang wajib untuk dilakukan adalah sosialisasi ke semua bidan koordinator yang ada dari tiap puskesmas. Tujuannya jelas, di awal kegiatan, semua bidan harus tahu apa yang mau diimplementasikan, gambaran kegiatan, serta langkah-langkah yang harus disepakati selama kegiatan implementasi dimulai.

Kalau lagi memberi "siraman rohani" hehe...

Kalau lagi memberi "siraman rohani" hehe...

Nah ketika ikut salah satu pertemuan itulah, saya jadi geli ketika melihat seorang ibu bidan, mengajak serta anaknya yang (sepertinya) masih seusia anak sekolah dasar.

Ini yang bikin saya geli :

Baca lebih lanjut

Lagi… obrolan proyek Simpus…

lagi nelpon...

lagi nelpon...

SMS terakhir datang : “Simpus Online yang dari **** payah”

obrolan berlanjut dan ini sedikit cuplikan dari obrolan dengan seorang kenalan lama di salah satu dinas kesehatan :

“Gimana kabarnya mbak, sori lewat telpon saja, capek mencet hp”

Baik mas…

maaf kemarin saya gak sempat main ke rumah, Simpus Online gimana, jadi mau implementasi Simpus Web Based  ?

wah malah gak jelas mas, yang baru gak bisa jalan

lho kenapa, dah ada Simpus baru toh ? belum bisa jalan ?

lha itu yang mbikin gak jelas gimana makainya…

ohh… saya itu kemarin nunggu saja kabar kapan ke sana, jebul dah rampung toh proyeknya… lha Pak *** gak ngabari saya, katanya nunggu laptop datang terus pelatihan…

iya, kemarin kadinkes gak mau nerusin pakai mas jojok, katanya mas jojok gak pernah laporan, jadi ganti orang lain. Kemarin sudah disampaikan Pak *** kalau Simpus Mas Jojok sudah dilaporkan, tapi tetap dianggap belum lapor…

sama siapa mbak ?

itu, ada staf dinas yang provokator untuk pakai orang lain, yang membuat dari ****, masih saudaranya…

oh ya udah gak papa, di coba dulu simpus yang baru saja.. lha kemarin orang-orang puskesmas kok masih nelpon saya nayain tentang Simpus ya mbak ?

iya mas,  orang puskesmas gak bisa pakai yang baru, masih makai Simpusnya mas Jojok… di dinas juga gak ada diajari program yang baru, cuma dikasih modul saja… belum ada kelanjutannya.. orang puskesmas bilang karena yang baru gak jalan ya masih pakai Simpus Mas Jojok…

nggih pun mbak, santai mawon, ditunggu besok gimana simpus yang baru… nanti di evaluasi bisa jalan apa ndak… kalau ndak jalan ya nanti gimana lah… biasalah proyek, yang penting SPJ rampung hehe…

………..

………..

Lagi… obrolan ini menjadi semacam de javu di telinga saya… bahkan dalam seminggu, ada dua cerita pengguna Simpus Jojok (orang puskesmas nih) yang telpon tentang Simpus Online pengganti Simpus Jojok yang mangkrak…

tiba-tiba sang Suami gantian pegang HP dan ikut bicara :

“Salam buat Mas Bagyo nggih Mas Jojok”

nggih mas…

“Mas Jojok wis kawin runggg? ”

hahahaha… duh gustiiiii…