Ketika melakukan pelatihan tahap kedua Simpus KIA di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dua minggu yang lalu, 2-5 Desember 2009, perjalanan saya ditemani Bagyo dan Purwoko sekaligus juga dimanfaatkan untuk memulai langkah dan tahap baru Simpus Kutai Kartanegara, yaitu mulai mengimplementasikan Simpus Web Based di salah satu puskesmas. Puskesmas yang terpilih adalah Puskesmas Loa Janan. Beberapa kebutuhan implementasi Simpus Web Based seperti keberadaan komputer di hampir setiap ruangan, kemudian jaringan lokal komputer, serta sumber daya manusia yang sudah akrab dengan Simpus, sudah ada di puskesmas yang berada di persimpangan jalan menuju Tenggarong dan Samarinda dari arah Balikpapan ini.
Cerita pertama…
Pelatihan KIA hari pertama, lancar. Kali ini semua bidan koordinator termasuk yang sebelumnya sudah dilatih pada pertemuan pertama tahun lalu, kembali di undang untuk melakukan upgrade Simpus KIA, sekaligus juga untuk mulai mengenal cara pengiriman data dengan menggunakan modem. O iya, untuk tahun ini, semua puskesmas di Kutai Kartanegara dibagikan modem GSM untuk mengirim data baik Simpus maupun laporan ke dinas kesehatan. Towerisasi ??? Sangat tidak saya sarankan… 🙂
Acara selanjutnya adalah Pelatihan dan Migrasi Simpus Loa Janan ke Simpus Web Based. Proses ini dilakukan dalam dua tahap. Hari pertama, Jum’at, praktis menata jaringan dan memberikan presentasi dan pelatihan singkat ke semua petugas medis. Selain itu juga disiapkan proses pengisian kode-kode yang akan digunakan.
Memang cukup lama harus mempersiapkan jaringan yang ada. Butuh beberapa waktu sebelum akhirnya tahu kalau ada dua jaringan di puskesmas ini, dan kebetulan waktu proses instalasi salah colok kabel sehingga beberapa komputer sempat tidak konek.
Acara yang diselingi sholat Jum’at tidak bisa berjalan dengan lancar karena kesalahan teknis itu. Akhirnya presentasi bisa dilakukan setelah sholat Jum’at. Beruntung para staf yang diundang tidak keberatan dan tetap di puskesmas sampai sore. Setelah presentasi dan persiapan data dasar, salah satu tahap persiapan adalah mencoba langsung Simpus Web Based oleh masing-masing staf puskesmas.
Dan hari kedua, Sabtu, sambil mampir dalam perjalanan pulang untuk kembali ke Jogja, kami langsung mendampingi Puskesmas Loa Janan untuk melakukan uji coba lapangan, mulai dari loket, ruang KIA, ruang BP Umum, dan juga Apotek. Sabtu siang hari bisa dikatakan bahwa Simpus Web Based Loa Janan, siap untuk berjalan… :). Sempat deg-deg an juga karena kami telat sampai di puskesmas, mampir warung untuk sarapan.
- ======================================
Nah…ini tema cerita yang kedua…
Ketika di Puskesmas Loa Janan itulah, saya menemukan satu inovasi untuk lebih mendukung konsep desa siaga yang berlaku secara menyeluruh di semua desa wilayah kerja Puskesmas Loa Janan. Konsep ini sebenarnya sudah ada di beberapa daerah lain, yaitu melibatkan pihak-pihak lain di luar puskesmas, membentuk jejaring untuk ikut menjaga dan mengawasi ibu hamil yang ada di wilayahnya. Dan di Puskesmas Loa Janan, pihak yang di ajak adalah sampai tingkat Ketua RT. (Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, kalau tidak salah camat juga dilibatkan dalam kegiatan seperti ini).
Saya menyimpulkan, inovasi ini sebenarnya pengembangan dari program P4K nasional. Yang menonjol dari implementasi P4K saat ini di beberapa daerah lain adalah pemberian stiker untuk rumah bumil.
Nah di Loa Janan inilah, yang oleh dr. Bambang disebut juga sebagai program Patient’s Safety (kalau gak salah denger sih, waktu itu bunyi genset keras banget hehehe...), peran serta Ketua RT dan Bidan Desa untuk melakukan perencanaan persalinan pada bumil risti, menjadi hal yang lebih dioptimalkan, dan kerjasama dari jejaring KIA ini sangat ditekankan.
Salah satu contoh adalah pemberian satu formulir data ibu hamil kepada Ketua RT, semacam Kartu Ibu, sehingga Ketua RT bisa ikut menjaga bumil menjelang persalinan. Dalam Kartu Ibu itu, sudah tertera identitas bumil, dan terutama status risti dari bumil termasuk saran untuk bumil dimana harus melahirkan. Mirip dengan score Pudji Rochyati meskipun jauh lebih simple dan tanpa pembobotan variabel risti. Kita bandingkan dengan kondisi di puskesmas lain, biasanya Kartu Ibu hanya berhenti di puskesmas atau bidan desa.
Ada lagi inovasi lain. Disana ada pemberian pulsa telpon untuk Ketua RT sehingga tidak lagi menjadikan beban untuk melakukan komunikasi dengan tenaga kesehatan khususnya bidan untuk melaporkan perkembangan dari bumil di wilayahnya.
Satu inovasi yang luar biasa. Dan yang jelas, hal yang sangat bagus ini sangat sayang kalau tidak bisa di implementasikan di puskesmas lain.
(untuk tampilan Kartu Patient’s Safety, belum saya scan.. sementara pasang dulu foto-foto pelatihan.)
Filed under: Dinas Kesehatan, Perjalanan, Puskesmas, Simpus | Tagged: Desa Siaga, Patient's Safety, Pengembangan Simpus KIA, Puskesmas Loa Janan, Simpus, simpus kia, Simpus Kutai Kartanegara, Simpus Online, Simpus Web Based |
Hemmm, yg penting sukses tohh disana…. heeee…. uenak tenan yaa jadi pak RT disana, dpt pulsa gratis coyy…. Kalau memang ini akan diterapkan didaerah lainnya…. siap2 aja pemdanya mengalokasikan dana tambahan utk pulsa Pak RT…. 😀
Mau jadi pak RT mas ? hehe.. untuk anggaran saya kemarin lupa nanya, tetapi sepertinya bukan dari APBD.. toh 5000/bulan saya kira sudah cukup hehe…
Mas jojok, mungkin dananya dari kantong pribadi kepala Puskesmasnya, sapa tahu lagi banyak uang….
Wah kalau 5 ribu perbulan dikalikan dengan jumlah RT yg sedang ada bumilnya bisa tekor juga Kepala Puskesmasnya…. 😀
hehe… wah ndak tau mas, coba besok saya tanya petugasnya.. jumlah RT nya ada 34 kalau ndak salah… 🙂
wah, sing paling berkesan koq malah foto cah PKL kuwi yo
hayo, kuwi mesti gaweane mas Pur……….
wah kecil-2 ternyata punya bakat juga ya…???
hehe… tau saja mas… lha itu kebetulan pas banyak yang lagi PKL, jadi banyak jepret2 yang agak cling …
Mmm… seru ceritanya… lebih lengkap lagi klo ada foto yg lagi pose di pinggir mahakam-nya… biar afdol sesuai judul…
Salut Mas Jok… TOP deh…!!
nunggu sinyal lagi nanti aku tambah poto di tepi mahakam.. sabar jeng.
Habis ini, ditunggu cerita perjalanan ke Manado, plus poto2nya 😀
Photo bubur…. :p
Ass.. Mas, makasih dah mengangkat Puskesmas Loa Janan menjadi cerita mas kali ini memang di Puskesmas Loa Janan Menjalan program Desa Siaga Geo Medic Mapping telah 1,5 tahun dengan tertatih tatih dari dana operasional Puskesmas ( APBD ) hanya aja dana ini keluar pada akhir tahun jadi pusk nalangi dulu. terus yg di kasih pulsa itu kader desa siaga dan yg jadi kader desa siaga ketua RT, tokoh masy dan kader posyandu.Dan di loa janan ada 80 orang kader desa siaga masing2 kader diberi pulsa sebesar Rp.20,000 sampai dengan Rp.25,000. @mas Jojok makasih lo, kami tunggu di Loa Janan ya, @Pak Fahrisal, @Bu fifi, @Pak Albert dan @Mas Yuda salam kenal.
terima kasih tambahan infonya mbak… semoga yang pingin jadi RT jadi tahu jatah pulsa nya hehe…
Tahun depan tunggu saya lagi di pinggiran Mahakam…
ok kami tunggu mas, hati2 klo ke pinggir mahakam nanti kecebur
salam kenal n kompak buat mbak fathul rizeka, salam hangat dari simpus sukoharjo
ide bagus, bisa ditiru utk operasional pulsa bagi kader
kebetulan dulu saya ngurus desa siaga, sekarang jadi tukang simpus
btw, MAS JOJOK TOLONG BACA MESSAGE DI FB YA???
klo saya tukang simpus ++ ( plus bantu keuangan, TU, SP2TP, dll)