Memulai lagi, menulis lagi

Tak terasa, berbulan-bulan niat untuk kembali menulis di blog harus gagal, total. Posting terakhir, Bulan Oktober 2010 dengan semangat menulis lagi ternyata harus mandeg. Merapi 2010…

Letusan Merapi, bukan yang terbesar, tapi letusan sebesar ini justru biasanya menjadi tontonan di daerah kami, lereng Merapi.

Baca lebih lanjut

Susahnya menulis lagi

Menunggu mas Jojok nulis...

Gak terasa, beberapa bulan sudah saya kehilangan mood untuk menulis di blog. Entah kenapa pelajaran jaman sekolah pas SD dulu terulang lagi. Mengarang itu susah. Mungkin beberapa kesibukan terdahulu menjadi penyebab yang utama, terlalu banyak keluar kota, mengurus beberapa dokumen, serta sempat sakit tipus (atau DB ya??) beberapa minggu sepulang dari Bangka Barat, menjadikan blog menjadi sedikit terlantar. Sakit yang membuat saya terpaksa istirahat satu bulan penuh dari kegiatan Simpus Jojok.

Upload foto-foto saja ahhhhhhh….

Baca lebih lanjut

Sekilas foto Magelang Selatan

Tentang Simpus Puskesmas Magelang Selatan, mungkin akan saya tulis dalam blog saya dalam posting tersendiri. Maklum puskesmas inilah yang menjadi tempat implementasi asal Simpus Web Based. Yang saya tampilkan sekarang hanya sekedar foto-foto yang mungkin obyeknya tidak akan saya temukan di tempat lain.

Namanya juga sekilas foto, gak papa toh masang foto, di depan rumah sebelum berangkat keliling. Perutnya agak gendut, itu bawa tas pinggang hehe...

Ketika melakukan instalasi Simpus KIA, kebetulan di puskesmas sedang dipasang kursi gigi yang baru.

Kursi baru (warna biru) dipasang, canggih juga, bisa naik turun, bisa nyemprot air, bisa ngebor, bisa nerangi gigi (namanya juga kursi pasien gigi), coba bisa ditambah fasilitas kayak punyanya Puskesmas Mojoagung... bisa mijet. Pasien gigi bakal betah.

Nah sambil melihat kursi yang ternyata mahal itu, saya geli melihat satu pengumuman penting di kotak tisyu di kursi yang lama. Menurut bu Dokter, itu dipasang supaya staf atau tamu yang lain gak asal narik tisyu untuk hal-hal yang mungkin gak perlu. Paling tidak diingatkan kalau tisyu itu disediakan terutama untuk masyarakat miskin hehehe.. ya okelah kalau begitu, bagus… (Rhoma Irama mode on), kita jangan memakai yang bukan hak kita.

Nah ini pengumuman di kotak tisyu kursi yang lama... tisyu untuk maskin. Dilarang comot, saya saja gak berani minta tanpa Surat Miskin dari kelurahan hehe...

O iya, pas saya datang Selasa, 29 Desember 2009, sudah di operasikan juga sistem antrian digital kayak di bank itu. Menurut bu dokter juga, sekarang pasien semakin gak bisa ngaku-ngaku datang duluan seperti dulu, dah bawa nomer yang gak mungkin salah.

Pak Mantri naik haji

Siap bertugas di tanah suci...

Alhamdulillah…

Pekan ini, ditengah-tengah kesibukan mengurus data puskesmas dan ‘jualan’ Simpus, khusus sehari saya meliburkan diri untuk memenuhi panggilan tugas non Simpus. Pak Sajarwo, perawat (atau pak mantri biasa kami memanggil) yang menetap di Pustu Desa Kepurun, tahun ini mendapat tugas sebagai TKHD Kabupaten Klaten. Sungguh saya merasa wajib untuk ikut mengantar. Secara tata sosial juga masih tetangga, teman satu group kenduri, tujuan utama minta obat kalau lagi teler, tempat biasa ngukur tensi kalau lagi drop, maka adalah kesempatan terbaik dan menjadi kebahagiaan tersendiri untuk ikut mengantar perjalanan panjang beliau ke tanah suci.

O iya, Pak Jarwo bertugas di Puskesmas Manisrenggo, tempat ibu saya dulu bekerja sebagai bidan. Dan kebetulan juga beliau di Pustu Kepurun juga sering menggunakan laptop untuk Simpustu sebagai alat entry data (maaf maaf maaf… lari juga ke Simpus hehehe… ).

Selamat jalan pak Mantri, semoga menjadi haji yang mabrur… dan seperti biasa kalau ketemu orang yang mau naik haji, tidak lupa juga tentunya saya titip doa semoga enteng jodoh… (saya yang enteng pak, jangan sampeyan…)

GCOS 2009

Minggu ini, 26-27 Oktober 2009, saya mendapat kesempatan ikut satu konferensi di jakarta. Bukan tentang Simpus secara spesifik, tetapi tentang satu perkembangan software open source. GCOS, Global Conference on Open Source. Sebelumnya memang saya agak kurang tertarik ikut kegiatan ini. Pak Anis (saya sebut saja Anis ya, beliau teman saya dari SMA hehe… ) yang mengajak lewat email yang dia kirim. Ketika lihat siapa saja yang bakal omong, itulah yang bikin malas. Coba bayangin saja banyak orang luar disana. Terbayang kalau harus omong Bahasa Inggris, hal yang bisa bikin saya semaput sebelum mulai. Cuma karena Anis bilang boleh pake boso jowo walikan (hahaha… bahasa gaul di Jogja), plus dibilangin panitia bakal dapat 2 malam di Sangri La, saya pun oke untuk berangkat.

Melihat macet

Melihat Jakarta sore hari, makasih Tuhan saya gak hidup di kota ini...

Sistem open source sendiri saya masih sering menangkap pemahaman yang berbeda. Sebagian user saya secara langsung menohok dengan permintaan menggratiskan Simpus supaya bisa ikut aliran besar open source, sebagian lain masih bisa cukup paham kalau tidak segampang itu ambil software pasang tanpa bayar.

Baca lebih lanjut

Kalau anak bidan ikut pertemuan

Untuk memulai kegiatan implementasi Simpus KIA di salah satu kabupaten, maka acara pertama yang wajib untuk dilakukan adalah sosialisasi ke semua bidan koordinator yang ada dari tiap puskesmas. Tujuannya jelas, di awal kegiatan, semua bidan harus tahu apa yang mau diimplementasikan, gambaran kegiatan, serta langkah-langkah yang harus disepakati selama kegiatan implementasi dimulai.

Kalau lagi memberi "siraman rohani" hehe...

Kalau lagi memberi "siraman rohani" hehe...

Nah ketika ikut salah satu pertemuan itulah, saya jadi geli ketika melihat seorang ibu bidan, mengajak serta anaknya yang (sepertinya) masih seusia anak sekolah dasar.

Ini yang bikin saya geli :

Baca lebih lanjut

Puasa ?? Ayo tetap keliling…!

Alhamdulillah…

Tak terasa, tahun ini saya kembali bertemu dengan bulan Ramadhan. Setahun lewat semenjak Ramadhan terakhir tahun lalu saya menghabiskan separo bulan di Propinsi Riau dan Bengkulu. Tahun ini entah mau kemana, mengajari siapa, melatih berapa, berbuka dimana, dibangunin siapa yang jelas acara keliling puskesmas Insya Allah tidak akan tertunda karena ibadah puasa.

Ada kebahagian sendiri ketika saya bisa menunggu waktu berbuka sambil jalan-jalan menengok puskesmas. Itung-itung bisa nambah pahala dengan :

  • nginstall ulang Simpus
  • upgrade Simpus
  • ngilangin virus
  • upgrade anti virus
  • ngajari back up Simpus
  • ngajari copy file
  • ngajari pemeliharaan windows

Sungguh, pintu barokah menjadi terbuka lebar untuk setiap kegiatan yang kita lakukan. Semua yang kita bisa kita ajarkan mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, jangan sia-siakan bulan ini.

Saya mengucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa untuk semua saudara-saudaraku, besok hari pertama puasa, untuk itu saya mohon maaf lahir batin apabila selama ini saya ada salah dan khilaf kepada semua…

Sekilas Foto… Tower-towerku

Dalam sebuah perjalanan, seperti biasa saya iseng-iseng melihat kondisi satu puskesmas. Nah yang saya temukan di satu daerah ini mungkin bisa mewakili betapa ego sektoral dan carut marut proyek yang ada di negara kita lebih menonjol daripada koordinasi dan efisiensi anggaran.

Menara wifi kembar... semangat sekali membangun jaringan online

Menara wifi kembar... saking semangatnya membangun jaringan online

Ceritanya begini, daerah tersebut mengadakan proyek pengadaan jaringan online. Kebetulan yang bakal dipasang adalah dari dinas kesehatan, untuk jaringan Simpus Online.

Yang membuat saya mengelus dada, secara kebetulan kantor puskesmas dan kantor kecamatan hanya berbeda tembok. Kantor kecamatan sudah terpasang satu menara online untuk kependudukan. Dan herannya, ketika sudah tahu bahwa begitu dekat tower itu bakal berdampingan, ternyata dua proyek gak mau (atau tidak bisa?) untuk bekerja sama, paling tidak berbagi tower dan kemudian memindahkan salah satu tower ke puskesmas lain yang mungkin bisa lebih bermanfaat (asal jalan Simpusnya sih). Mungkin alasannya nanti bisa jadi temuan dari pemeriksa.

Jadilah, dua menara jaringan berdampingan mesra. Yang memprihatinkan, jaringan milik puskesmas yang baru, akan segera dirobohkan, maklum kondisinya bikin ngeri petugas-petugas puskesmas yang bersangkutan. Tanpa anti karat, kabel sling sudah ada yang putus, dan blassss… dari mulai didirikan sampai saat ini, satupun data Simpus belum ada yang terkirim ke dinas kesehatan.

Yahhh… itulah Indonesia, mudah-mudahan Sang Merah Putih itu tidak selamanya lesu berkibar.