Tentang Simpus

Apa itu Simpus.. ??

Supaya tidak terjadi konflik kepanjangan arti Simpus, mungkin memang harus disampaikan disini Simpus yang kita jadikan subyek cerita πŸ™‚ maklum, ada pihak lain yang juga menggunakan istilah simpus dalam sistem yang mereka kembangkan.

Simpus disini adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. suatu istilah untuk sistem pencatatan dan pelaporan, yang terjadi di Pusat Kesehatan Masyarakat.

Simpus yang lain adalah Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. kalau yang ini sih kaitannya dengan sistem pencatatan di perpustakaan, tentang buku-buku, tentang peminjam buku, tentang informasi alur buku dan sebagainya.

Supaya lebih dalam kenapa Simpus mesti ada, tentunya banyak hal yang melatarbelakangi munculnya sistem ini. Kebutuhan akan sistem informasi yang akurat, mudah dan handal adalah salah satu alasan dikembangkannya Simpus. Masih banyak lagi alasan-alasan lain :

  • Pentingnya data di puskesmas untuk menjadi dasar pengambilan keputusan
  • Pengelolaan dan pengolahan data di sebagian besar puskesmas masih ‘manual mode on’ πŸ™‚
  • Keterlambatan pelaporan dan pengolahan data terjadi akibat pengolahan yang manual
  • Adanya komputer di puskesmas kadang hanya menjadi pengganti mesin ketik, belum optimal

masih banyak daftar alasan-alasan lain dikembangkannya Simpus Puskesmas, tentunya semua dengan harapan Simpus ini akan lebih meningkatkan kualitas data di puskesmas.

Saat ini banyak pihak dan dinas kesehatan yang telah mengembangkan Simpus. Penulis dan team merupakan pihak kesekian yang mengembangkan Simpus. beberapa daerah yang patut menjadi contoh dalam pengembangan Simpus antara lain :

  • Dinas Kesehatan Purworejo, Jawa Tengah layak disebut sebagai contoh yang sangat mapan untuk urusan Simpus ataupun SIK. Tokoh di balik pengembangan SIK ini, pak Sururi, yang dulu menjabat sebagai kepala dinas, pernah bercerita bagaimana beliau susah payah membangun sistem yang terpadu. Layak kalau sekarang banyak daerah berkunjung ke Purworejo untuk melihat secara langsung SIK yang dikembangkan team Purworejo.
  • Dinas Kesehatan Ngawi, Jawa Timur, mengembangkan SIK dengan berbasiskan MS Access, juga sangat pantas untuk melihat bagaimana semangat dan komitmen team dinas kesehatan dalam mengembangkan software nya. Komitmen Kepala Dinas, pak Pujo, juga di atas rata-rata daerah lain dalam pengembangan SIK. hasilnya, beberapa daerah juga sudah mulai mengaplikasikan sistem yang dimulai Dinkes Ngawi.
  • Dinas Kesehatan Karanganyar, Jawa Tengah.
  • Dinas Kesehatan Wonosobo, bisa dibilang termasuk yang belakangan mengembangkan Simpus. meminjam istilah pihak DKK, dengan dana kejutan yang ada, berhasil dibangun jejaring sistem yang online di seluruh puskesmas di Wonosobo. belakangan bahkan bekerja sama dengan Depkes pusat untuk menjadi Pilot Project pengembangan software KIA.
  • Puskesmas Kuta I, termasuk yang penulis sarankan untuk di kunjungi, telah lama mengembangkan Simpus mulai dari jaman DOS dengan Foxpro, sampai sekarang menggunakan Sistem yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Bali berupa sistem yang multi user. Letaknya yang dekat dengan Pantai Kuta merupakan bonus tambahan kalau berkunjung ke puskesmas ini. Sayang kalau tidak mampir pantai…
  • Puskesmas Kutawis, termasuk puskesmas yang dengan modal sendiri berhasil membangun sistem Simpus yang cukup mapan. Terletak di wilayah Kabupaten Purbalingga, puskesmas ini berhasil mengembangkan sistem multi user.
  • Puskesmas Salam, Kabupaten Magelang sudah mengembangkan komputerisasi puskesmas dari jaman program dBase, under DOS, sampai sekarang menggunakan Simpus dari penulis, meskipun masih berupa program yang single user.
  • Puskesmas Gurah, Kabupaten Kediri penulis pernah brosing di internet, dan menemukan bahwa puskesmas ini sudah mengembangkan Simpus online. mudah-mudahan suatu saat bisa belajar ke Kediri.
  • Puskesmas Umbulharjo, Kota Yogyakarta, juga mengembangkan Simpus online

Tentunya masih banyak sekali puskemas atau dinas kesehatan yang telah mengembangkan Simpus. daftar diatas hanyalah sebagian kecil yang sempat penulis lihat secara langsung pengembangannya. Proyek SIK ataupun Simpus juga bertebaran di Depkes ataupun dinas kesehatan, meskipun beberapa di antaranya tidak (atau belum) ada hasilnya, ada yang sudah almarhum, ada yang jadi monumen SIK, ada yang mangkrak, ada yang tertatih tatih, dan payahnya (maaf) ada yang cuma menjadi ajang proyek untuk bagi-bagi ….. sangat disayangkan.

88 Tanggapan

  1. Kayak gini kalo ahlinya yang bicara ..

  2. hehe… lagi belajar πŸ˜€
    masih banyak konten di kepala yang belum bisa dituangkan..

  3. Salam kenal mas jojok.
    bagus nih ada rubrik tukar informasi tentang simpus.
    Saya Dr A.Nugroho Puskesmas Gurah kediri,sudah cukup lama mengembangkan simpus,mungkin lain waktu dpt tukar pengalaman.Mungkin dapat searching di google:Puskesmas Gurah untuk sedikit cerita tentang kami.

  4. Alhamdulillah…
    salam kenal pak Nugroho, mohon maaf saya menyampaikan cerita tentang Gurah karena memang pernah searching dan menemukan informasi di sana sudah ada Simpus. Untuk memancing puskesmas biar lebih semangat mengelola simpus. Senang sekali akhirnya saya bisa kontak dari Gurah, sudah beberapa waktu yang lalu saya mengirim email ke Gurah tapi tidak ada balasan, mgkn nyasar di tempat lain hehe..
    saya pingin banget belajar ke Gurah untuk melihat Simpus yang sudah ada disana, untuk lebih menambah kelengkapan Simpus.. apa boleh saya main kesana pak ?

  5. Mas numpang nanya nih, trus dari sekian banyak simpus diatas sudah difikirkan gak kedepannya untuk integrasi berbagai macam simpus yang sudah jadi diatas menjadi satu kesatu informasi kesehatan dasar?

  6. terima kasih pak Chandra…
    memang hal itu sudah menjadi tanda tanya besar, pak Anis juga sering menyinggung hal tersebut di blog dan komentar2 beliau. saya sendiri juga sering ngobrol dengan pak Anis masalah itu. Pertanyaan itu saya sendiri tidak bisa menjawab. Simpus-simpus yang sekarang ada, database nya lain, platform nya lain, kelengkapan variabel nya juga lain. kalau sudah difikirkan apa belum, jelas sudah pak, paling nggak kita bisa mengacu ke beberapa format pelaporan yang menjadi standar laporan puskesmas. Untuk bisa bergabung menjadi satu kesatuan informasi kesehatan dasar, memang sebenarnya kami-kami pengembang Simpus ini perlu duduk bareng membuka diri dan saling mengisi.. saya sendiri senang melihat pengembangan Simpus daerah lain juga untuk melihat variabel apa yang belum ada di Simpus yang saya kembangkan.

    masalah duduk bareng juga membuat pertanyaan yang susah dijawab, siapa yang bakal memfasilitasi ?? πŸ™‚
    saya sendiri mungkin menjawab Depkes, cuma masalahnya Depkes sendiri belum sangat jauh masuk dan konsen untuk komit ke dalam integrasi variabel, misalnya variabel dasar yang harus ada dalam setiap simpus, laporan rekap minimal yang harus ada di simpus. Langkah awal Depkes sebenarnya sudah dimulai dengan membuat satu format pencatatan awal yang seragam untuk semua puskesmas, dan konsisten dengan apa yang telah disepakati. jadi dimulai dari format untuk data paling mentah, bukan format rekapitulasi. sayangnya saya lihat ada beberapa kasus, setiap daerah, setiap program dan setiap proyek punya pencatatan sendiri-sendiri.

    untuk saat ini saya masih fokus mengajak orang puskesmas peduli dan komit sama data, ngajak rajin dan lengkap mengisi lengkap lembar register, bahkan mengajari nutul keyboard. tugas untuk memikirkan bagaimana integrasi harus dijalankan mungkin itu menjadi tugas bapak-bapak di atas dan juga orang yang mempunyai kapasitas untuk itu πŸ™‚

  7. saya setuju dengan mas jojok…. mari kita mulai membangun komitmen di level puskesmas untuk masalah pentingnya data… kalo data sudah terpenuhi (baik dari segi kualitas, maupun dari segi kuantitas atau kecukupan) insya Allah informasi apapun bentuknya pasti bisa dikeluarin…
    Mesti di ingat bahwa di setiap level manajemen kebutuhan informasinya berbeda-beda… informasi yang pailng banyak dibutuhkan sebenarnya ada di level paling bawah, dalam hal ini puskesmas… semakin keatas informasi yang dibutuhkan semakin sedikit dan semakin mengerucut… (bentuknya kira2 seperti piramida)… di tingkat nasional informasi yang dibutuhkan dituangkan kedalam “A Set Of Indicators” dikenal dengan nama Indikator Indonesia Sehat, kalo di tingkat kabupaten ada namanya indikator SPM…. (nyambung gak yah???)..
    By the way anyway busway… Hehehehe siapapun dan bagaimanapun bentuk simpus yang dibangun tidak ada masalah selama informasi atau indikator yang dibutuhkan oleh level diatasnya bisa terpenuhi…
    bukan begitu ???
    maap kalo salah… tolong dibenerin…

    Tararengkyu…!!

  8. yakk.. betul sekali mas dian.. kebutuhan informasi memang berbeda untuk setiap level. dan di top kebutuhan informasi depkes nya di indonesia itu memang SPM yg jadi indikator utama nya..
    hanya saja, selama data dari bawah masih garbage, ya tahu sendiri lah, se indah apapun variabel SPM hasilnya jg tetep kayak gitu.. πŸ™‚
    nah seperti saya sampaikan sebelumnya, boro2 ngisi SPM, data mentah yang jadi sumber SPM itu saja belum terbenahi..alur data lambat, tidak akurat, tidak lengkap, belum lagi di setiap level manajemen di atasnya juga terjadi masalah yg sama..
    makanya saya sampaikan, lebih enak sebenarnya kalau format data benar-benar dibuat seragam dari level yang paling bawah..ada variabel minimal untuk setiap data mendasar yang harus dipenuhi dari unit pelayanan kesehatan. variabel yang berbeda beda tiap daerah, program dan proyek, hanya akan menimbulkan masalah yg lebih besar lagi di proses integrasi..
    sekali lagi kalau sudah sampai di situ saya gak sanggup komentar lagi hehe..level saya bener2 baru di tahap ngadepi orang puskesmas supaya bisa mengelola data.

    puyeng emang πŸ˜€

  9. iyah jadi inget istilah GIGO (Garbage in Garbage Out)… tapi ada gak yah sistem yang menganut G’IG”O (Garbage in Gold Out)…. ahahahaha…!! masukinnya sampah keluarannya emas… (kalo industri daur ulang sih mungkin….)

  10. Pak Yoyok,
    Pengen sekali meluangkan waktu ke tenggarong untuk lihat simpus nya, kebetulan saya tgl 13 ke jogja,udah2 an bisa lihat yang sudah jalan ya.

  11. matur nuwun bu sudah mampir… πŸ™‚ sayang kemarin belum sempat liat Simpus Puskesmas Lempake ..

  12. duduk bareng asik juga mas. yg memfasilitasi seharusnya pemerintah dong. usul saya, pemerintah saat ini baru memberi format laporan.. kelak seharusnya tercipta suatu gateway via internet berbasis XML atau protokol sejenisnya, dimana kemudian semua simpus harus mampu connected ke sana dan memberi laporannya sesuai format yg diinginkan.. Gitu kan elegan?

  13. yap.. elegan dan idealnya gitu πŸ™‚
    sebenarnya beberapa kali ada rakontek simpus sih, cuma gak tau apa sudah membahas hal yang sangat teknis dan mendasar apa belum. biasanya di isi presentasi dari daerah2 yang sudah mengembangkan simpus, kemudian presentasi2 yang aku liat sudah ‘basi’ hehe.. tiap presentasi ttg simpus/simkes, itu2 saja yang disampaikan…gambar-gambar ideal SIK Indonesia Raya …

  14. Terima kasih atas kunjungan mas jojok di blog saya dan salam kenal juga. Wah diskusi ttg simpus sudah sedemikian jauh ya? Mungkin sy harus lebih sering nengok cerita tentang simpusnya mas jojok biar nggak ketinggalan nih.

  15. terima kasih kembali pak dokter.. saya nulis juga hasil jalan-jalan nengok simpus nya orang lain hehe.. ditunggu masukkan dan sarannya biar lebih maju lagi simpus indonesia πŸ™‚ silahkan lihat blog nya Teman dari Probolinggo itu, diskusinya lebih hangat hehe …

  16. Iya bang sepakat banget kalau komputer dipuskesmas cuma jadi sebagai pengganti mesin tik tu, dan jadi pengganti playstation :))

    http://rencongaceh.co.cc

  17. MAS JOJOK, KALAU BISA KESINJAI NAWARIN PROGRAM SIMPUNYA, SSOALNYA DISINI UDAH ADAH KOMPINYA TAPI SOFTWARE BLM ADA YANG COCOK.
    ATAU HUBUNGI 0811447265 AN PAK ISHAK

  18. terima kasih info nya pak Iqbal, nanti saya kontak beliau, sapa tau bisa kerjasama mengembangkan simpus bareng2.. o iya untuk info lanjut bisa langsung via email pak di masjojok@yahoo.com

  19. Bulan kemarin ada lokakarya/pelatihan tentang simpus dari dinkes propinsi. Seperti yang mas jojok bilang, kalau kebanyakan presentasi yang disampaikan “basi”. Terlalu muluk-muluk. Padahal tahu sendiri kondisi listrik di kalteng umumnya dan di pedalaman khususnya. Alih-alih untuk menghidupkan internet, listrik aja masih mengandalkan solar cell. Bukan hasil yang di dapat, tapi “pendapatan” yang dihasilkan dari memproyekkan simpus.

    Memang benar harus ada standarisasi simpus nih. Ayo mas jojok memulai.

    Salam dari PKM Tb. lahung
    (lagi coba-coba bikin simpus linux sms based)

    ssstt…. jangan bilang-bilang pendapatan dari memproyekkan simpus hehe.. saya juga dapat haha.. betul pak faisol, mind set sekarang kebanyakan “saya” bisa dapat berapa 😦 puyeng deh.. mbok ya mbangun sistem itu harus bertahap itu yg jadi perhatian utama, jgn belum2 sudah mbicarain mbangun tower WIFI … capek dehhhh..

    eh kemarin saya mulai belajar legowo kalau simpus saya dibajak, biarin deh yang penting data struktur mulai nyebar, sapa tau nanti lebih mudah untuk standarisasi..

  20. Hahaha… Ngomong2 masalah memproyekkan simpus, tadi siang dapat tlp dari staff puskesmas kalau sempat cerita masalah simpus ke kasub perencanaan dan keuangan dinas kabupaten. Staff saya cerita masalah simpus sebagai kelanjutan lokakarya (karena simpus bisa diterapkan). Selanjutnya pak kasub tanya berapa biaya untuk simpus itu. Staff saya asal aja bilang kira2 150jt untuk satu PKM.
    “Wah murah juga ya simpus itu”. ujar pak kasub.
    “Nantilah dianggarkan untuk tahun 2009”, lanjutnya.
    Wah emang bener2 diproyekkan tuh simpusnya.

  21. wowwww…. pak dokter harus bertanggung jawab atas ngiler saya yang mengalir mendengar uang segedhe itu untuk SATU PKM… 150 juta murah pak? mudah2an Indonesia Sehat 2010 cepat tercapai apalagi nanti onlen dengan SIKNAS nya Depkes hehe… mau ndaftar mroyek dok ? πŸ™‚

  22. Salam Simpus
    Kalau tak lihat , simpus sekarang seperti era pemuda sebelum sumpah pemuda, ada jong jawa , jong Ambon, Jong Celebes dll. Mereka berjuang sendiri2. Saya berangan2 gimana seluruh pengembang simpus bertemu darat untuk saling bertukar pengalaman dan saling menjiplak (meniru hal yang baik). Yang pada akhirnya Semua simpus yang telah ada bisa menjadi lebih sempurna. Tapi sopo ya yang bisa mensponsori angan2 ini, minimal yang mengkoordinir. Jadi ya mesti patungan. Saya kira teman2 pengembang simpus semangat 45 nya masih kuat. Tanggapan teman2 saya tunggu……..

    Wah selamat datang pak Agus, terima kasih dah mampir di blog saya. Mohon maaf sebelumnya kalau link Ngawi sudah saya pasang tanpa ijin, lha saya belum sempat kontak tapi dah pingin banyak yang baca SIK Ngawi.
    untuk pertemuan itu, beberapa minggu yang lalu saya ketemu dan ngobrol sama Pak Anis, beliau pingin ngumpulin pengembang Simpus, terus minta staf nya kontak Ngawi sama Purworejo, mungkin nanti semacam workshop gitu, cuma saya kemudian belum tahu kelanjutannya.
    Masalah menjiplak sudah saya tulis di posting terakhir saya, masalahnya dok, saya kira gak masalah kok, tapi harus tahu etika-etika yang ada.
    Masalah semangat ? ya itu juga kembali ke visi misi awal para pengembang sendiri. Untuk Ngawi dan Purworejo saya sudah tidak sangsi lagi, demikian juga beberapa daerah lain. Masalahnya pak, ada yang kemauan kuat itu muncul karena ada nya faktor lain yang belum bisa kita harapkan kontinuitasnya. Dan maaf yang kayak gitu lebih banyak pak.
    Btw usulan bapak mungkin sebaiknya disampaikan oleh orang seperti bapak kepada yang berwenang di atas. saya saya yakin suara tokoh Ngawi seperti anda pasti jauh lebih di dengar daripada omongan orang ‘liar’ seperti saya hehe…
    Maju terus pak….

  23. ..Pak Anis, beliau pingin ngumpulin pengembang Simpus, terus minta staf nya kontak Ngawi sama Purworejo, mungkin nanti semacam workshop gitu, cuma saya kemudian belum tahu kelanjutannya…..
    Rencananya tanggal 14 Februari 2009 mas Jojok, dos pundi?. Mas Erwin, pak Pudjo, bu Rina udah OK

    Siap ndan… Insya Allah belum ada rencana touring keluar kota. Nanti konfirm lagi.. matur nuwun.

  24. ups
    numpang lewat lagih..

  25. Perlu dikenali pemakaian atau penggunaan yang nama SIMPUS?(SP2TP?) oleh Puskesmas di Indonesia pada mulanya adalah suatu kewajiban malahan sering disebut sebagai suatu program. SP2TP dibuat untuk memudahkan pekerjaan pencatatan dan pelaporan. Dengan berjalannya waktu ada perubahan pada batang tubuhnya sehingga melepaskan kegiatan pencatatan pada program penyakit menular dan pelayanan KB, Komputer sebagai produk IT menawarkan berbagai kemudahan dalam bermacam pekerjaan. Sayangnya Komputer saat ini baru bisa dinikmati belum sampai diakrabi terutama masalah variant software dan hardware yang sering tidak bersahabat dengan kemampuan SDM atau infrastruktur yang ada.

    Simpus.. apalah arti sebuah nama hehe.. btw terimakasih sebelumnya sudah memberikan tanggapan dan masukkan pak. Salam kenal untuk Pak Trisno, kalau boleh tahu darimana ya pak ?

    Memang simpus itu nama yang generik, nama yang identik dengan proses pelaporan dan pencatatan di puskesmas, nama yang di Create oleh Depkes sebagaimana SP2TP. Tapi sekali lagi kita tidak perlu lagi berkutat pada masalah nama, yang paling penting bagaimana kita membuat satu sistem komputerisasi yang sederhana, luwes, mudah dipakai, gak menuntut hardware tinggi dan bisa lebih bersahabat. Itu tantangan buat semua pengembang Aplikasi Puskesmas. Kondisi puskesmas kita memang sangat beragam, dari yang maha kaya dengan puluhan komputer, sampai yang dhuafa yang hanya punya satu, rebutan lagi…

    O iya, saya baru tahu Simpus itu sudah ada di depkes beberapa minggu setelah saya membuat tampilan dan memberi nama Simpus pada aplikasi saya. Saya memberi nama hanya karena itu gampang dan singkatan dari SIM dan PUS.. Sistem Informasi Manajemen dan Puskesmas… πŸ™‚

  26. salam kenal pak jojo, sy nurdin domisili di jogja. skrg ini lagi belajar mengintegrasikan SIMKESDA yang meliputi kegiatan recording di puskesmas, PWS KIA, Jamkesmas dan SIMRS. Saat ini, sudah kami kembangkan sistem untuk jamkesmas, PWS KIA dan SIMRS. Skrg kami lagi belajr untuk menyatukan dengan kegiatan simpus. Sudah separuh jalan nih tapi kami belum ketemu tempat untuk ujicoba integrasinya terus belum dapat kontent yang lengkap untuk software simpus. Kami sudah melihat simpus yang di***** dan di ******** tapi kelihatan kurang lengkap dan belum running well secara komprehensif. Nah, saya juga mengembangkan software PWS KIA yang skrg digunakan di ******** bekerja sama dengan depkes yang di danai oleh unicef. Kami sudah implementasikan di sekitar 20 kabupaten fokus unicef dari 28 kabupaten fokus dibawah unicef yakni di jawa tengah, papua, jabar, banten, NTT, Maluku.
    Senang sekali bisa ngobrol di sini dan kalo berkenan saya ingin berdiskusi dengan pak jojo untuk konsep integrasinya. Mudah-mudahan berkenan.

  27. Salam kenal juga pak Nurdin. Saya pernah mendengar tentang anda pas main ke Wonosobo. Salut dengan implementasinya di 20 kabupaten. Tentunya senang sekali kalau saya bisa ngobrol dengan pak Nurdin.
    Tentang integrasi Simkesda, terus terang saya malah gak berani kalau bicara tentang hal itu. Hal yang sekarang saya lakukan baru sebatas create aplikasi sederhana untuk puskesmas thok, blm menjamah rumah sakit, jamkesmas, jadi kalau integrasi, saya takut nanti malah bengong pak hehe.. beberapa waktu yang lalu pak Anis memang pernah nyinggung itu ke saya, dan ya itu tadi, saya cuma bengong. nah apalagi untuk konsep integrasi, mungkin pak Nurdin bisa kontak dengan pak Anis, beliau jg yg ngembangin di wonosobo jd lebih pas rasanya wong sama-sama implementasi di satu daerah.
    Untuk PWS KIA, nah itu yang saya pingin bisa diskusi sama pak Nurdin. saat ini pun saya sedang membuat Simpus KIA, msh tahap pertama, pendataan ibu hamil. Tentunya dengan sekian banyak daerah yang telah mengimplementasikan karya pak Nurdin, saya bisa belajar banyak hehe… No saya 08164221858 atau 081328490781. kontak2 pak untuk bisa ketemu dan berdiskusi, saya pingin nyuri ilmu nya kalau boleh hehe…

  28. moga-moga mas Nurdin bisa lebih enak diskusi kalo dengan mas Jojok. Kemarin kita undang untuk diskusi di Simkes keliatannya masih jual mahal tuh… he..he.. he..he..
    Moga-moga saya keliru…:) *peace mas…..

  29. lho.. dah kenalan toh ? kayak nyari pacar ae, pertama jual mahal berikutnya gak terpisahkan haha… Thx Suhu Anis, agaknya kita bisa tambah teman untuk diskusi lanjutan yang kemarin kita senggol dikit. Saya tunggu kabar dari Pak Nurdin saja…

  30. wah, itu prasangka yang kurang tepat tuh krn kayaknya saya gak pernah di undang. Saya dapat ceritanya bahwa ada diskusi tentang simpus di simkes pd tgl 14 peb 08. Kebetulan hari itu saya baru nyampe jogja setelah ada kegiatan nasinal PWS KIA di bandung yang dihadiri oleh 230 peserta dari 32 kabupaten. Apa tuh hasil diskusinya kalo boleh tahu pak anis?

  31. nah dah ada konfirmasi, ditunggu undangannya pak Nurdin hehe..

  32. mas Nurdin: memang acara seminar kemarin khusus tentang komputerisasi puskesmas, jadi tidak membahas secara rinci sampai PWS KIA segala…Tapi pak Armunanto sudah saya undang secara pribadi by SMS kok…mungkin nggak sampe ke mas Nurdin.
    Tapi yang saya maksud undangan di SImkes..yang itu lho…follow up dengan mas Harmi yang lebih teknis ke integrasi database di labkom. Kami sangat berharap di sela sela kesibukan mas Nurdin bersedia meluangkan waktu mampir.

    DIskusi: ada usulan forum diskusi tentang pengembangan SIMPUS, tidak hanya para pengembang tapi juga pengguna (Dinkes, puskesmas dll). Simkes juga akan membuat semacam inventarisasi aplikasi simpus yang beredar di lapangan. Mulai dari spesifikasi teknis, requirementnya, fitur, kontak person dll. Sehingga, teman2 di Puskesmas di Indonesia (yg konon jumlahnya 8 ribuan) bisa memilih dan mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Tahun depan, Simkes juga akan memfasilitasi pertemuan yang lebih besar lagi. Pengalaman dari berbagai daerah, seperti NAD, Sulteng maupun daerah2 lain…saya kira merupakan harta karun yg menarik.
    Di tingkat kebijakan, sedang dibahas mengenai kebijakan reformasi atau revitalisasi puskesmas, termasuk diantaranya mengenai SIMPUS. Apa yang dibahas kemarin baru dari segi komputerisasinya.
    Ini sebanarnya hanya bagian kecil dari manajemen puskesmas.
    Makasih mas Jojok..yang memfasilitasi diskusi ini…

  33. Kalo masalah diskusi dengan mas harmi saya mundur untuk ikut nimbrung karena menghindari pembicaraan privat anatara pihak pak anis dengan pengguna di wonosbo. Sejujurnya, saya rasa ada mis interpretasi dan juga mungkin ke khawatiran tentang integrasi data di wonosobo sebagai salah satu kasus yang ingin di garap bersama. Kami sudah coba membuat proto type untuk integrasi simpus dengan PWS KIA pak anis dan ingin kami coba sebagai pilot project di wonosobo tapi terkendala kebijakan dan jg kami memang harus menghargai kontrak kerja tim pak anis dengan pengguna di wonosobo. Pak Anis, kami sangat mendukung revitaliasi simpus dan kalo tidak keberatan mari berdiskusi bersama pak. Saya ketemu pak armu di bandung dan saya tidak diberitahu pak tentang persoalan itu. Oya, mas jojo, kalo boleh tahu implementasi di salaman di puskesmas mana? kayaknya ada 2 puskesmas di sana ya? kami biasa lewat situ kalo mo ke wonosobo. Kalo tertarik dengan PWS KIA boleh kok kita bahas bersama atau kalo minta CD Installernya bisa saya serahkan sehingga bisa belajar dari sana. Di CD sudah ada Programnya, Database dan Manual-nya. Kalo mo diskusi bareng juga bisa kok mas jojo. Kita atar waktunya, toh kita sama-sam di jogja kan.

  34. Oya mas jojo, semalam sy baru buat blog ppwskia. Kalo sempat silahkan berkunjung ke http://www.ppwskia.wordpress.com isinya masih sedikit krn pake sistem SKS (Sinau Kebut Semalam).

    Nurdin Yahya, 085228036497

  35. gini.. sebaiknya untuk lebih enaknya di atur ulang saja rencana diskusi dengan pak Anis dan team nya.. saya kebetulan nanti ikut nyuri dengar saja hehe.. masalah kontrak lha wong dua-duanya implementasi bareng di wonosobo saya kira malah bisa saling kerja sama..justru dengan kerjasama nanti akan semangkin menguntungkan daripada dinas dan puskesmas di wonosobo.
    biar enak, gimana diskusinya diadakan di wonosobo ? di Perkebunan Tambi gitu hahaha … saya belum pernah icip-icip teh nya je … :))
    kalau di magelang, silahkam mampir Kajoran II, atau Salaman I, Salaman II, Kota Mungkid, atau mungkin mampir Puskesmas Salam jg bisa. Untuk KIA baru tahap pelatihan pada bu Bidan untuk nutul keyboard, belum tahap seperti pak Nurdin yang menjelajah di puluhan kabupaten hehe…

    ayoooo.. ditunggu undangannya pak…

  36. mas Nurdin, mas Jojok:
    OK sip..kapan bisa dibahas bareng-bareng. Sama-sama Jogja…diskusinya ya di Jogja aja ya..Jogja khan luas…bisa di alun-alun, kafe, angkringan atau ke simkes juga nggak masalah. nanti tak siapin klethikan, kacang dan minuman..
    Sip….kira-kira kapan?

  37. Setuju pak, gmana kalo awal maret. Tempatnya di Simkes saya setuju. Siapa aja pesertanya pak kira-kira?

  38. nah monggo di arrange.. saya akan nunggu jadwalnya. sebaiknya sih, gak cuma klethikan, kacang dan minuman. tidak ada salahnya sekali-kali ada bau sate kambing di kantornya pak Anis :))

  39. Ass…Innalillahi wainnaillahi rojiun Pak dr Adhi Mas Harjo dan dan dkk turut bela sung kawa atas robohnya menara, tower air atau transmiter,BTS mass harjo ketingalipun hob tauring tpi scorpione drng di modifikasi / baikers selogiri ,nggih monggo gabung,keliling tiga propinsi cinta lingkungan .

    • hehe.. masih standar semua mas Tri, 100%, blas gak ada yg di rubah sampai stiker toko nya. Dah gawan bayi plus didikan bapak saya hehe.. saya kebetulan juga kurang suka modifikasi motor. Maklum suka yang orisinil hahaha…
      Tapi untuk scorpio rencana mau saya modif kalau sudah punya Fazer 250 cc hehe…

      Mas Tri suka touring juga toh ? boleh kapan2 touring bareng…

  40. simpus di PKM pernah eror saat itu obat yang sdh dimasukan hilang ya terpaksa dah ngulang lagi itu kenapa ya?

    • Kalau data hilang, biasanya kejadiannya karena listrik mati, kemudian index nya rusak. kalau muncul kejadian itu, silahkan repair saja tabelnya dengan program Repair yang sudah ada di folder Repair.

  41. tolong infokan kepada kami tentang simpus dan cara membuat website..maklum kita masih belajar

    • gabung terus di blog ini bu untuk berbagi cerita. sama-sama belajar simpus kok.. πŸ™‚

      O iya ini ada kenalan, kepala puskesmas dari Probolinggo, Jatim, sudah membuat tulisan tentang membuat blog, silahkan browsing ke

  42. pusing ku bacanya…

  43. Salam perkenalan mas Raharjo. Saya ingin ikut gabung di sini mas. Saya berasal dari Blora,tapi tinggal di Bandung, tertarik setelah baca kisah perjalanan anda Demak- Pati-Blora. Pengin tahu mas, (1)apa sudah semua puskesmas di kab Blora pakai SIMPUS; (2) apa mereka sudah terintegrasi?

    • terima kasih dan salam kenal pak, mudah2an bisa terus berdiskusi disini πŸ™‚

      untuk Kabupaten Blora, memang kondisi Simpus nya belum optimal, dari 26 an kalau tidak salah puskesmas yg ada, baru 12 memakai simpus saya, sedang puskesmas yang lain belum berjalan. mudah2an bisa segera menjalankan Simpus (Jojok)..
      nah kalau belum semua jalan, tentunya belum terintegrasi sama sekali, proses yang ada di puskesmas banyak yang masih proses manual, dilaporkan ke DKK juga dengan manual..

  44. Salut untuk mas Jojok dkk. Inilah nasionalis sejati yang mempersatukan NKRI tercinta, dengan peningkatan pelayanan kesehatan lewat teknologi. Plus . . . cerita travel nya otu lho sbg nilai tambah yang membawa kita jalan2. Terima kasih. Maju terus . . .

    • Terima kasih pak Usetinus dah mampir blog saya.

      saya kira berlebihan lah pujian bapak, saya cuma penjual Simpus yang punya mimpi, pingin semua puskesmas beli produk saya hehe… πŸ™‚ Masak saya berani nambah isi sumpah pemuda dengan semboyan ‘Satu Simpus… Simpusnya Jojok…’ :))

  45. […] OpenMRS di sana. Di sisi lain, saya juga mencoba berbagi cerita tentang tantangan implementasi Simpus di berbagai daerah. Adalah menarik bagi saya mengetahui Win sepakat dengan saya bahwa seharusnya […]

  46. Ada baiknya anda melihat Simpus yang di kembangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Yang dijalankan secara online dan realtime.

    • Terima kasih pak budi.. πŸ™‚

      Beberapa waktu lalu memang ada proyek simpus di dua kabupaten tersebut, menggantikan simpus saya yg sdh dipakai bbrp waktu sebelumnya,( di salah satu kabupaten) Saya jg sdh pamit resmi ke bbrp puskesmas saya untuk tidak lagi ke salah satu dr kabupaten tersebut. Hanya saja simpus yg ada skrg belum dipakai di semua pkm, dan pkm msh banyak yang memakai simpus saya disana, bahkan dua minggu yang lalu terakhir saya upgrade dan akhir bulan saya rencana ke salah satu kabupaten itu untuk upgrade lg di beberapa puskesmas.

      Mungkin bapak bisa memberitahu saya dimana puskesmas yang sudah jalan online dan real time di pekalongan pak?

      • Untuk Kab. Pekalongan saya tidak tahu persis pkm mana yg sudah jalan, hanya menurut info dari mas Ari (pengampu simpus nya) pelatihan final petugas pkm sudah selesai bulan Pebruari 2011 yll. Waktu itu beliau cerita masih ada kendala di routernya DKK dan masih ada beberapa pkm yg belum terkoneksi di jaringan wan nya.

      • kalau gak salah di Kesesi I pilot proyek nya pak..
        akhir bulan atau awal bulan Juni saya rencana touring lagi ke Pekalongan sama Tegal pelatihan Simpus KIA, kalau ada waktu mgkn nanti saya nengok juga yang sdh dikembangkan.

      • Mas Yoyok, apa kabar nih…… apakah bulan Juni lalu jadi touring ke Kab Pekalongan? Apakah sudah nengok di Kesesi I? Kalau sudah gimana penilaian panjenengan dan apasaja yang perlu dibenahi?

      • Kabar baik mas Budi, alhamdulillah.. saya jadi ke Pekalongan, malah sampai dua kali, hanya saja waktunya mepet jadi gak sempat mampir Kesesi I. Sementara belum bisa berkomentar. Kemarin cuma upgrade di 4 puskesmas, terus bablas ke Tegal pengenalan SImpus KIA di Surodadi.
        Mudah2an dalam waktu dekat bisa jalan2 ke Pekalongan lagi…

  47. mau tny pak. Untuk simpus buat laporan pemakaian obat khusus di kamar obat/apotiknya blm ada ya? Jd ga bisa tau dech sisa obat di kamar obat harus itung manual tuch pak.

    • Untuk LPLPO sudah bisa kok, hanya saja untuk inventory gudang obat secara khusus belum ada.

    • Kalau mau nyoba yg khusus buat gudang obat puskesmas, coba deh ke Sungai Ayak…. (maaf mas Jojok numpang permisi dan sedikit promosi….) boleh kan bantu-bantu dikit ?

  48. mau tny lg nich pak. Kmrn simpus di kamar obt yg menampilkan resep obt nama pasien nya ga bisa muncul. Itu cm di kamar obt kalo yg di poli2 lain bisa muncul pak. Permasalahannya apa ya pak?jd utk sementara ini di kamar obt melayani pasien pake resep dulu pak.

    • dari puskesmas mana ya ?? πŸ™‚
      kalau pasien tidak muncul di kamar obat, biasanya setting untuk kasir di data dasar dicentang, artinya pasien butuh bayar dulu di kasir baru nongol di kamar obat.

      Coba masuk setting data dasar, hilangkan tanda centang di bagian kasir.

  49. NB : simpusnya udah online pak

  50. puskesmas sukoharjo pak. Jd di kamar obt begitu masuk simpus lgsg klik resep obt. Nah disitu harusnya ada nama pasien sm obat yg hrs diberikan ke pasien. Tp itu ga ada pak. Jd cm ada tulisan data kosong.

  51. ok pak makasih ya infonya.

  52. Asslm,,salam kenal mas ,,aku wira..dari pangkep sulsel,gimana dapat softwr simpusnya mas..

    • Salam kenal mas Wira..

      Silahkan download simpusnya untuk mencoba versi free, tentunya dengan beberapa pembatasan output. Untuk versi yang lebih lengkap atau mungkin tertarik yang versi web, ada beberapa pembicaraan yang harus dilakukan hehe…

      • gmana download versi lengkapnya..untk kebthn puskesmas..rencana thn dpn mg bs terlaksana .. untuk versi freenya,,cara dapatnya gmana mas..btw..beberp thn lalu kami dpt sofwr tidk ssuai dgn kbthn..n tdkbs djlnkan..akhrnya stop pengembngannya..mhn bantuannya mas..wassalam..

      • Kalau versi yang lebih lengkap berbayar mas, hehe… Harganya sesuai dengan geografis puskesmas, kisarannya masih jutaan kok, belum ratusan juta kayak proyek SIK lain hahaha..

        Saya coba kirim email kok ga bisa? Ada email yang aktif?

  53. kusumanurwira@ymail.com ,ditunggu mas infonya..wassalam..

  54. di puskesmas saya sudah menggunakan simpus. Puskesmas jrengik kab sampang madura.

    • Salam kenal mas,

      Wah syukurlah kalau sudah pakai simpus. Mudah2 an satu saat bi main ke Sampang. Kebetulan ada saudara simbah di madura dan saya blm pernah main kesana..

  55. mas, saya download versi demo yg di dropbox. pake password ya?

  56. mas jojok gimana ya klo laporan simpustu simpan di Flas disk

  57. simpus web for out-patient dah jalan…..kapan lg nich dhe perbaikan/penambahan content simpusnya sebelum k simpus for in-patient.. msh ad yg perlu d tambah nich dhe,,, nitip sampaikan k dkk skh y dhe,,,he he

    • In patient ?? sabar nggih mbak, nunggu DKK Sukoharjo untuk proses pengadaan.. sekalian juga ini baru pengembangan in patient di Timika, mudah2an menjadi model simpus inpatient yang bisa diaplikasikan di puskesmas.

  58. Mas mau tanya,.sebenarnya efektif apa g program simpus ini diterapkan di lingkup puskesmas?kl efektif alasannya apa kl tidak efektif alasannya apa mas,.plis…….ksh tau ya mas???ada buku terbaru g mas mengenai simpus ini??,..,.,.,ada evaluasinya g mas tiap tahun ato bln mas??,.

    • Efektif atau tidak tergantung dari sejauh mana implementasi simpus di puskesmas. kalau semua data masuk, staf rajin dan tertib dalam entri data, kodefikasi benar, dan selalu tepat waktu, maka hampir 80% data kegiatan rawat jalan sudah di tangan. kalau tidak efektif, ya karena memang ada faktor2 yang belum dibenahi secara baik.

      Evaluasi selalu ada, dan selalu ada peningkatan maupun upgrade simpus untuk mengikuti perkembangan kebutuhan manajemen data puskesmas.

      • maksh mas jawabannya..tyus faktor2 apa saja sich mas yang menyebabkan program simpus ini menjadi tidak efektif???lha evaluasinya ini dari njenengan sendiri ato dari pihak DDK mas???mas kl blh tau mas jo2k ma mas raharjo ni satu nama ato emang beda orang,.hehe,.maaf mas blm tau jenengan,.

  59. faktor2 itu bisa diuraikan dalam berbagai kelompok.
    dari kelompok SDM misalnya karena kurangnya tenaga pengentry, atau staf medis tidak lengkap menulis data, atau menunda entry data.

    dari kelompok hardware misal kurangnya infrastruktur yang memadai, adanya gangguan pada sistem karena virus, komputer yang sudah sepuh.

    atau bisa juga karena birokrasi yang memang belum merasa membutuhkan simpus sebagai sumber data yang akurat. belum membangun sistem pemeliharaan dan pendampingan simpus di puskesmas2 atau tidak memperhatikan implementasi simpus karena lebih senang memakai data manual.

    kalau evaluasi bisa dilakukan bersama-sama untuk membenahi proses supaya lebih optimal.

    saya raharjo, dan biasa dipanggil Jojok. πŸ™‚

    • mksh bgt y mas pengetahuannya,.mas kl data dr simpus bisa apa g dicopy untuk dimasukkan sbg data ke program BPJS???

      • secara teknis, bisa.. tinggal kesepakatan dataset apa saja yang akan di integrasikan. nanti dari data kunjungan tinggal di pilih terus di kirim dan digabung di bank data BPJS.
        teorinya gitu…

  60. brarti dari simpus dicopy disofware bpjs mas???msh blm mudeng ak mas,.
    mas ni tanya lagi y soal simpus,.
    kl simpus memang efektif knp dr pihak dkk membuat format sendiri berbagai laporan yang di laporkan ke dkk.,.ni kan menyusahkan pihak puskesmas mas,.udh ngentry n output laporan dr simpus diedit lagi sesuai laporan/format yg dibuat dkk mas,.knp g pihak dkk mengikuti format laporan hasil output dr simpus,.kan 2 kali kerja mas,.soal ngedit laporan yg sesaui format dkk ampun bener mas,.kan hasil entry tu 1 bln aja udh 1.500 lbh mas,.mnrtku kendala jg tu mas,.mnrt mas raharjo sendiri gmn menanggapi hal ini???

    • bisa dikatakan di copy, sesuai dengan kebutuhan data dari BPJS serta kesepakatan variabel dan value nya.
      masalah format itu juga bisa jadi kendala. format2 pelaporan kadang2 berubah mengikuti kebutuhan manajemen kesehatan, dan kalau kita harus selalu mengikut ya repot. maka dirubah mindset nya bahwa simpus bisa menyediakan kebutuhan data untuk di olah menjadi pelaporan. bisa juga di export ke format lain untuk di rubah dan di pivot tabel misalnya sehingga lebih fleksible.
      kita tidak bisa memaksa dinas untuk langsung mengakui hasil output kita. tapi paling tidak sekali lagi kita bisa membantu pengolahan data dengan lebih mudah.

      • ow gt mas,.sip mas,.tyus mas tanya lg trus gpp y mas,.mslhnya msh bngung mas,.gni y mas soal coding pnyakit yg mengikuti icd -x tu kan berubah ubh trus mas mengikuti aturan,.kl di software simpusnya di ganti pa g merubah semua kode icd yg udh ada di dlm simpus tu mas,.????pa g ribet ni mas???

  61. salam kenal. ijin bertanya apakah simpus selalu menggunakan jaringan
    internet dlm setiap penggunaannya ? apabila iya, bagaimana penanggulan suatu puskesmas yg terpencil dgn minimnya koneksi internet ?

    • salam kenal.
      simpus hanya memerlukan internet kalau memang dibutuhkan link atau bridging dengan aplikasi lain. kalau tidak, simpus tetap berjalan karena data ada di server puskesmas.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: