Dalam seminggu ini, hampir tiap hari saya melakukan perjalanan ke puskesmas seperti biasa. Ganti hari, ganti puskesmas, ganti pandangan hehe…
Dan salah satu pandangan terakhir yang saya temukan di suatu puskesmas nun jauh di salah satu daerah membuat saya harus menahan degup jantung dan mengelus dada. Petugas Simpus puskesmas sebelumnya meminta saya untuk datang dan membenahi setting jaringan antara loket dan komputer Simpus karena usai diinstall ulang. Dan ketika ada jadwal lowong, satu hari sayapun berangkat dengan motor tercinta.
Pagi jam 8.00, ketika saya datang, Mas X lagi sibuk di loket, puluhan pasien tampak berjejal antri di depan loket yang memang agak sempit. Setelah kulo nuwun, saya langsung maklum dengan kesibukan beliau. Mas X memang juga langsung berkata, “Langsung saja mas Jojok ke komputer Simpus, maaf sibuk berat”.
Segera saja saya membenahi komputer Simpus yang kebetulan berada di ruang lain. Butuh beberapa saat untuk setting, sambil sesekali saya mampir ke loket. Mungkin karena gak bisa menemani, Mas X tampak gak enak sekali. Saya bolak balik berkata ke beliau,”Santai mas…”, toh saya cuma tukang servis komputer bukan pejabat yang harus didampingi hehe…
Selesai membenahi komputer Simpus, sekalian saya upgrade Simpus KIA yang ada di puskesmas itu, tentu tidak lupa juga sambil menyapa bu Bidan yang manis dengan senyum … (maksud saya, menyapa bu bidan sambil saya senyum manis …hehe… terulang lagi). Upgrade program, memberikan beberapa masukkan dan semangat untuk memasukkan data, diselingi kedatangan mbak yang cakep sales susu formula yang minta ijin untuk bagi-bagi susu pada ibu-ibu hamil, susu formula tentunya, Simpus KIA pun selesai dibenahi.
Kembali ke loket, saya liat nomer antrian sudah mencapai 130, dan di loket, hanya ada 3 orang petugas, dengan satu orang, yaitu Mas X, menghadapi komputer Simpustu, sementara dua ibu tampak juga sibuk mencatat dan mencari rekam medis. Pelayanan masih sekitar angka 60 an.
Karena memang saya tidak ingin mengganggu pekerjaan loket, saya pun segera pamit pulang…
Nahhh… di situlah saya menemukan satu pandangan yang mendebarkan. Di bawah pohon, disudut halaman parkir, tampak dua orang sedang asyik bermain catur. Salah satu nya adalah orang luar (mungkin petugas parkir atau juga penjual makanan kecil) dan musuh nya yang asyik berpikir adalah bapak-bapak dengan menggunakan seragam pegawai negeri.
sekedar ilustrasi, bagaimana bermain catur memang mengasyikkan
foto di atas juga saya temukan di puskesmas, hanya saja terjadi di salah satu puskesmas yang relatif sepi, pasien sedang kosong.
Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa beliau dengan santainya bermain catur di jam kerja, sementara teman-temannya di dalam kerja keras di tunggu pasien yang berjubel di depan loket.
Saya jadi ingat Puskesmas Ngemplak I, Sleman. Disana saya kadang menemukan betapa mas-mas petugas parkir dengan segera membantu pendaftaran pasien kalau melihat antrian yang membludak.
Ketika saya pulang, saya hanya bisa berprasangka baik “Jok, itu bukan petugas puskesmas kok, itu pegawai kecamatan sebelah yang kebetulan sudah selesai semua pekerjaannya”.
ohhhh… iya juga ya ??
Filed under: Perjalanan, Puskesmas, Simpus | 13 Comments »